I made this widget at MyFlashFetish.com.

Senin, 30 April 2012

LAPORAN PELAKSANAAN MICRO TEACHING

Kelompok 4 :
Koordinator :  Johan Wibawa 
Anggota       :  Dwika Septian Ihsan 
                      Rizqi Chairiyah 
                      Vivian Felicia 
                      Zukhrini Khalish
                      Dea Lovalia Hasibuan
                      Putra Pratama 




Sekolah                       : TK DHARMA PANCASILA
Jumlah Murid               : 11 Orang

Usia Murid                  : Rata-rata 5 Tahun

Tema Pengajaran         : Go Green

Standar Kompetensi   : Siswa mampu memahami bahwa barang-barang bekas dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, dan siswa memiliki kesadaran akan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Alokasi Waktu            : 60 menit

           I.            Pendahuluan

         Pada zaman sekarang ini, banyak orang kurang peduli terhadap lingkungannya. Mereka terbiasa membuang barang sekali pakai, contohnya setelah mengkonsumsi makanan ringan, kemasan pembungkusnya langsung dibuang begitu saja. Bila terus dibiarkan hal ini akan menjadi pencemaran lingkungan yang berdampak negatif terhadap diri mereka. Limbah dari bahan plastik merupakan limbah yang paling berbahaya, karena sulit dihancurkan dalam waktu singkat, jika ditanam akan sulit melebur, sedangkan jika  dibakar akan menghasilkan senyawa (X) yang sangat berbahaya. Selain plastik, banyak juga limbah yang mencemari lingkungan dan sulit diuraikan oleh bakteri, seperti kertas, kaleng bekas, logam, stearofoam dan sebagainya.
Mengingat banyaknya barang bekas yang sudah tidak terpakai dan hanya menjadi sampah, membuat kami tertarik untuk membahas topik ini. Selain mengurangi sampah, juga bisa menghasilkan barang yang berguna serta bernilai seni dan ekonomi. Memanfaatkan barang bekas, bukan hanya tugas orang dewasa, tetapi juga harus mulai diajarkan sejak dini. Anak – anak perlu memahami pentingnya menjaga lingkungan.
Dari latar belakang tersebut, kami merasa pelu membantu adik – adik usia dini untuk sama – sam`a menjaga lingkungan. Kegiatan  Micro Teaching  yang bertemakan “Go Green” dengan berfokus kepada pemanfaatan barang bekas yang akan dilaksanakan di Taman Kanak – Kanak Dharma Pancasila, Medan, diharapkan mampu memberikan pengajaran kepada anak usia dini tentang pentingnya menjaga lingkungan.

       II.      Landasan Teori

Banyak orang yang mengatakan mengajar adalah ilmu, dimana kegiatan mengajar harus bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
Banyak orang juga percaya mengajar adalah seni. Konsep ini memposisikan mengajar sebagai aktivitas “ilmiah” memang dapat diformalkan, namun jika dipaksakan, akan terjadi birokratisasi dan pemaksaan aktivitas belajar. Penganut konsep ini berpendapat bahwa mengajar sebenarnya merupakan intuisi, improvisasi, dan ekspesi.
Guru harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga di dalam kelas. Dalam kegiatan mengajar, tidak ada resep gagal-aman secara rutinitas. Aktivitas yang paling penting dari kegiatan mengajar adalah mengelola peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran itu.
Intinya, setiap guru harus siap menerima semua perilaku anak-anak dalam kelas, karena anak-anak pada umumnya berperilaku secara spontan.



III. Tujuan Pembelajaran
1.      Memiliki kesadaran untuk menjaga keindahan lingkungan (Bumi) dengan membuang sampah pada tempatnya
2.      Memahami bahwa barang-barang bekas (sampah) dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna
3.      Meningkatkan kreativitas
4.      Mengetahui manfaat menabung
5.      Memiliki kebiasaan menabung sejak dini

IV. Metode Pembelajaran

1.        Workshop
Guru-guru berhadapan langsung dengan murid dan mengajari mereka langkah-langkah membuat celengan.               
               2.      Diskusi
Sebelum, selama, dan setelah proses workshop, guru-guru terus mengajak siswa-siswinya untuk berdiskusi mengenai manfaat celengan, manfaat membuang sampah pada tempatnya, dan manfaat mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang berguna.

  V.  Alat dan Bahan Pembelajaran
1.      12 buah botol bekas
2.      Kertas-kertas bekas (Majalah, Brosur, Kalender, HVS)
3.      Gunting
4.      Lem
5.      Koin-koin

VI. Langkah-langkah Pembelajaran
No.
Langkah-langkah
Kegiatan
Waktu
Guru
Siswa
1.
Pendahuluan
Perkenalan Diri
Memperhatikan Guru dengan Aktif
09.00 – 09.10
Membimbing siswa untuk memperkenalkan diri
Perkenalan Diri
Menjelaskan apa yang akan diajarkan
Memperhatikan Guru dengan Aktif
2.
Inti
Mengajarkan langkah-langkah pembuatan celengan dari botol bekas
Berpartisipasi secara aktif serta berkreasi sesuka hati dalam proses pembuatan celengan
09.10 – 10.00
3.
Penutup
-
Istirahat makan siang (kegiatan rutin sekolah)
10.00 – 10.15
Menjelaskan kembali manfaat-manfaat membuang sampah pada tempatnya, dan manfaat celengan
Memperhatikan Guru dengan Aktif
10.15 – 10.30
Foto Bersama
Membagikan Reward
Berbaris untuk Menerima Reward

VII. Video Dokumentasi



VIII. Testimoni


  •          Johan Wibawa



Capek, tapi SERUUUUU…. itulah pendapat pribadiku mengenai kegiatan micro teaching ini. Capek karena agak susah meng-handle murid-murid yang super aktif, dan Seru karena ini adalah pengalaman pertama mengajar anak-anak kecil seperti mereka.
Selain itu,  pada tahap persiapan/perencanaan juga banyak sekali hal yang dapat menjadi pelajaran bagi pribadi aku. Capek dan Seru juga tentunya… Capek karena mengalami sedikit kesulitan dalam mencari ide/topik pengajaran, dan SERU karena semua anggota kelompok kami bisa diajak bekerja sama dengan sangat baik!
Overall, kegiatan ini benar-benar CAPEK dan SERUUUUUUUU…. 

  •          Dwika Septian Ihsan



Sayang, saya tidak bisa ikut serta pada pelaksanaan micro teaching ini. Sebelum hari H saya sakit mendadak. tapi Alhamdulillah saya dapat ikut serta merasakan kegembiraan prosesi ini dengan melihat dokumentasi dari teman-teman, terlebih ketika saya diberi amanah menyunting dokumentasi menjadi video berdurasi 8 menit, serasa saya berada disana dan melihat tingkah lucu mereka. Mendengar cerita teman-teman, agak sulit memang membangun kondisi yang komunikatif dengan anak-anak, didasari sifat mereka yang spontanitas dan aktif, serta memang mereka dalam kehidupan untuk bermain. tapi dsitulah tantangannya, bagaimana menanamkan etika dan moral sejak dini menjadi yang menjadi harapan. Intinya, luar biasa…
“belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu..”

  •          Rizqi Chairiyah



Proses micro teaching yang saya dan teman-teman lakukan, memberikan pengalaman yang sangat luar biasa. Hal tersebut dikarenakan apa yang saya pelajari, kemudian langsung saya praktekkan ke lapangan. Memberikan pelatihan bagi adik-adik TK Dharma Pancasila dalam memanfaatkan barang bekas, membuat saya senang karena saya bisa berbagi ilmu kepada mereka serta mengajarkan mereka untuk perduli dan melatih mereka untuk menjaga lingkungan.
Ada tantangan tersendiri bagi saya ketika berusaha beradaptasi dan mengontrol adik-adik di TK Dharma Pancasila. Awalnya saya berusaha mengambil attentionmereka , kemudian dari situlah saya dan mereka mulai bisa akrab. Ketika memberikan pengajaran, ada juga adik-adik tersebut yang berkelahi dengan temannya karena hal kecil, ada juga yang berlari-lari mengelilingi kelas dan mengganggu kelompok lain, tetapi hal tersebut sangat menyenangkan bagi saya, itulah dunia anak-anak. Apapun tantangan yang saya dapatkan, itu semua menjadi pengalaman yang berharga bagi saya dan teman-teman kelompok saya. 

  •          Vivian Felicia


Proyek Micro Teaching ini cukup menyenangkan dan memberikan pengalaman baru bagi saya, karena langsung berinteraksi dengan anak TK dan mencoba mengajari mereka sesuatu. Dengan pengajaran ini pun membuat saya memahami dalam mengajar anak-anak harus lebih sabar dan tentunya berbeda dengan orang dewasa, dimana kita harus menggunakan bahasa yang bisa dimengerti anak-anak dan membuat mereka tertarik.

  •          Zukhrini Khalish N


Proses micro teaching yang saya jalani ini memberikan tambahan ilmu dan pengalaman. Bebagi ilmu dengan adik – adik TK Dhama Pancasila yang lucu dan antusias memberi penguatan tersendiri bagi saya untuk semangat mebagikan ilmu. Saya juga menyadari betapa beratnya menanamkan pengetahuan dan kesan moral yang baik bagi anak – anak. Saat proses berlangsung banyak juga anak – anak yang sangat aktif, berlari – lari, rebutan dan saling bersaing demi mendapat perhatian. Jadi sebagai pengajar, saya merasa tertuntut untuk memberikan perhatian yang seimbang. Menjadi guru memang harus cerdas, cermat, adil, dan sabar. Saya senang bisa berbagi sedikit ilmu yang saya miliki kepada mereka.

  •          Dealovalia Hasibuan



Bermain dan belajar bersama dengan anak – anak merupakan hal yang pada awalnya sangat sulit untuk dilakukan. karena tidak mudah  untuk kita dapat bergabung dengan mereka. akan tetapi setelah beberapa saat ternyata smuanya menjadi sangat menyenangkan dan menarik. karena mereka ramah, baik, aktif dan juga mau diajak untuk bermain dan belajar bersama. apalagi dalam hal membuat suatu benda yang mungkin tidak mereka dapat dari guru mereka. intinya bisa bersama mereka adalah hal yang menyenangkan……..
saya sangat merasa senang dan juga merasa bahagia dapat berbagi ilmu dengan mereka dan bermain bersama mereka…

  •          Putra Pratama


Pada saat perencanaan tugas micro-teaching ini, kami merencanakannya dengan agak terburu-buru karena kami santai diawal perkuliahan. pada saat akan melakukan micro-teaching kami sudah mempersiapkan semua peralatan dan akhirnya kami melaksanakan micro-teaching tersebut. proses pelaksanaan micro-teaching berjalan lancar karena semua anggota kelompok mengerjakan tugasnya dengan baik sehingga proses pelaksanaannya menjadi baik. micro-teaching memberikanr pengalaman yang luar biasa karena kami belajar mengelola kelas dan berinteraksi dengan murid-murid.

Jumat, 13 April 2012

TESTIMONI UTS

Ujian online ini adalah hal yang pertama kali saya lakukan...
sebenarnya sih awalnya sangat mudah bagi saya tapi pada saat2 selanjutnya saya mengalami kesulitan karena masalah koneksi dan jaringan yang menghambat dan membuat saya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dan menjawabsoal ujian secara lengkap. akibatnya saya hanya dapat menjawab beberapa soal saja. tapi itu lah resiko yang harus saya terima. sistem ujian seperti sangat lah membantu kita dalam mendukung program go green karena dengan sistem ujian online seperti ini kita bisa mengurangi pemakaian kertas dan kita bisa lebih ramah lingkungan, akan tetapi kita juga tidak bisa melupakan kesulitan dalam melaksanakannya seperti halnya masalah koneksi. dengan sistem ujian seperti ini juga dapat membantu kita untuk lebih bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah ada dalam hal pendidikan, jadi kita tidak hanya mendapatkan teori saja didalam kelas tetapi kita bisa mengaplikasikannya diluar kelas seperti ini. jadi kita bisa lebih mengerti dengan teori yang sudah kita dapatkan dikelas karena kita juga mempraktekannya secara langsung.

Rabu, 11 April 2012

Action Plan "Micro Teaching"



Kelompok 4
Anggota            :   Dwika Septian Ihsan      (091301013)
                             Rizqi Chairiyah               (101301007)
                             Vivian Felicia                  (101301043)
                             Zukhrini Khalish N         (101301053)
                             Dealovalia Hasibuan       (101301074)
                             Putra Pratama                (101301100)

Tema : Go Green
Topik : Memanfaatkan Barang Bekas
Perencanaan 
     A.      Pendahuluan


          Pada zaman sekarang ini, banyak orang kurang peduli terhadap lingkungannya. Mereka terbiasa membuang barang sekali pakai, contohnya setelah mengkonsumsi makanan ringan, kemasan pembungkusnya langsung dibuang begitu saja. Bila terus dibiarkan hal ini akan menjadi pencemaran lingkungan yang berdampak negatif terhadap diri mereka. Limbah dari bahan plastik merupakan limbah yang paling berbahaya, karena sulit dihancurkan dalam waktu singkat, jika ditanam akan sulit melebur, sedangkan jika  dibakar akan menghasilkan senyawa karbon monoksida, serta partikel dioksin dan klorin yang sangat berbahaya. Selain plastik, banyak juga limbah yang mencemari lingkungan dan sulit diuraikan oleh bakteri, seperti kertas, kaleng bekas, logam, stearofoam dan sebagainya.
            Mengingat banyaknya barang bekas yang sudah tidak terpakai dan hanya menjadi sampah, membuat kami tertarik untuk membahas topik ini. Selain mengurangi sampah, juga bisa menghasilkan barang yang berguna serta bernilai seni dan ekonomi. Memanfaatkan barang bekas, bukan hanya tugas orang dewasa, tetapi juga harus mulai diajarkan sejak dini. Anak – anak perlu memahami pentingnya menjaga lingkungan.
          Dari latar belakang tersebut, kami merasa pelu membantu adik – adik usia dini untuk sama – sam`a menjaga lingkungan. Kegiatan  Micro Teaching  yang bertemakan “Go Green” dengan berfokus kepada pemanfaatan barang bekas yang akan dilaksanakan di Taman Kanak – Kanak Dharma Pancasila, Medan, diharapkan mampu memberikan pengajaran kepada anak usia dini tentang pentingnya menjaga lingkungan. 
    
       B.  Landasan Teori
                Banyak orang yang mengatakan mengajar adalah ilmu, dimana kegiatan mengajar harus bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
                Banyak orang juga percaya mengajar adalah seni. Konsep ini memposisikan mengajar sebagai aktivitas “ilmiah” memang dapat diformalkan, namun jika dipaksakan, akan terjadi birokratisasi dan pemaksaan aktivitas belajar. Penganut konsep ini berpendapat bahwa mengajar sebenarnya merupakan intuisi, improvisasi, dan ekspesi.
                Guru harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga di dalam kelas. Dalam kegiatan mengajar, tidak ada resep gagal-aman secara rutinitas. Aktivitas yang paling penting dari kegiatan mengajar adalah mengelola peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran itu.
                Intinya, setiap guru harus siap menerima semua perilaku anak-anak dalam kelas, karena anak-anak pada umumnya berperilaku secara spontan.
  
        C.      Alat dan Bahan
Dalam melakukan kegiatan prakarya ini, peralatan dan bahan-bahan yang akan kelompok kami gunakan adalah sebagai berikut:
       Gunting
       Lem
       Pensil
       Botol bekas air mineral
       Kertas kalender bekas
      Kertas koran bekas
      Kamera digital
      Beberapa hadiah (reward)

Nb: semua barang bekas telah dibersihkan
  
        D.      Peserta
            Peserta dalam kegiatan prakarya yang kami selenggarakan ini adalah siswa-siswi TK Dhama Pancasila, yang berjumlah sebanyak 15 orang. 

       E.       Proses Kegiatan
                Pada hari kamis tanggal 19 april 2012 kami akan melaksanakan kegiatan prakarya di TK Dharma Pancasila. Kegiatan akan dimulai pada pukul 09.00 WIB didalam kelas. Diawali dengan perkenalan dan pembagian kelompok yang terdiri dari 3 orang anggota pada setiap kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian instruksi tentang cara pengerjaan prakarya. Setelah itu anak-anak TK mulai mengerjakan prakarya dengan dibantu oleh satu orang pengajar disetiap kelompok. Setelah kegiatan mengerjakan prakarya selesai, akan dilanjutkan dengan games. Kegiatan terakhir yang akan kami laksanakan adalah pemberian reward kepada kelompok terbaik.


  F.       Jadwal Kegiatan                                                                                        
·         Diskusi perencanaan dan konsep Micro Teaching                       Sabtu, 07 April 2012
·         Observasi lokasi Micro Teaching (TK Dharma Pancasila)           Senin, 09 April 2012
·         Diskusi proses pelaksanaan Micro Teaching                               Senin, 09 April 2012
·         Posting perencanaan kegiatan (action plan)                                 Selasa,10 April 2012
·         Pengajuan surat permohonan ke TK Dharma Pancasila               Rabu,  11 April 2012
·         Micro Teaching                                                                          Kamis, 19 April 2012
·         Edit video                                                                                  Kamis, 19 April 2012
·         Posting hasil pelaksanaan Micro Teaching                                   Sabtu, 21 April 2012

       G.     Kalkulasi Dana
Reward                                                                                                           Rp  100.000

Sabtu, 07 April 2012

Pedagogi Praktis Abad Ke – 21


paedagogi sudah berlangsung sejak saat lama sama seperti peradaban pendidikan dan pembelajaran. Meski paedagogi nyaris tidak berubah, kajian atasnya terasa terus kontekstual sesui dengan perjalanan sejarah peradabban pendidikan. Pada saat memasuki abad ke – 21, banyak orangyang tertarik untuk membahas tntang paedagogi, sampai di beri julukan Paedagogi Abad ke – 21 yang juga dikenal dengan Paedagogi Progresif.
 Paedagogi tidak hanya sekedar membahas mengenai seni dan ilmu mengajar, tetapi juga mendorong untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman.
Paedagogi formal bermakna paedagogi teoritis atau ilmiah, sedangkan paedagogi vernakular merupakan paedagogi praktis. Paedagogi formal atau ilmiah merupakan upaya mengembangkan prinsip – prinsip dan teori – teori paedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari paedagogi vernakuler atau praktis.  Paedagogi formal didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empirik selama proses  mengajar dan belajar ( Moore,2000).
Menurut Carpenter (2001) ada dua fungsi penelitian paedagogis. Pertama, untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran, bersifat nonlinear. Kedua, untuk memungkinkan atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan apabila perlu memodifikasi paeddagogi. Tujuan pertama melahirkan paedagogi teoritis dan tujuan kedua melahirkan paedagogi praktis. 


Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Paedagogi Teoritis dan Prinsip – Prinsip Paedagogis


1. Pedagogi dan Pedagogis
Paedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Kata sifat untuk paedagogi adalah paedagogis. Menurut Danilov, paedagogis adalah proses inetraksi terus menerus dan saling berasimilasi antara pengetahuan ilmiah dan pengembangan siswa. Asimilasi pengetauan oleh siswa berkaitan dengan antusiasme mereka untuk mengetahui diverifikasi dalam proses kerja yang intensif dan aktif. Sementara menurut Alberto Gracia et al, menkonseptualisasikan paedagogis sebagai tindakan guru dan siswa dalam konteks organisasi sekolah, dimana interaksi itu dilakukan berdasarkan teori paedagogis tertentu,berorientasi pada tujuan institusional, dan dikembangkan dalam interaksi yang dekat dengan keluarga dan masyarakat untuk mencapai pembentukan siswa secara sehat.
2. Prinsip – prinsip Proses Paedagogis
Menurut Addine, diantara prinsip – prinsip paedagogis itu adalah kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis. Karakter ilmiah dan ideologis ini menyoroti bahwa setiap proses paedagogis harus terstruktur berdasarkan temuan yang paling maju dibidang sains kontemporer dan dalam korespondensi total dengan ideologi kita. Selain itu, prinsip hubungan sekolah dan kehidupan didasarkan pada dua aspek penting : kaitan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan yang mendidik manusia.
Prinsip lain adalah salah satu yang mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Prinsip berikutnya adalah merujuk pada kesatuan pengajaran, pendidikan dam perkembangan proses, karena didasarkan pada kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya. Proses paedagogis juga mencakup prinsip bahwa domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering. Prinsip terakhir dari proses paedagogis adalah, bahwa masing – masing subsistem aktivitas, komunikasi,dan kepribadian saling terkait satu sama lain. 


Danim. 2010. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta